Merawat Organ Reproduksi Cewek

Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang banyak dibicarakan dalam masyarakat. Biasanya hal ini diajarkan oleh orangtua kita sejak kita masih kecil. Tapi karena orangtua sering kali enggak merasa nyaman membicarakan masalah seksual, biasanya masalah kesehatan dan kebersihan yang dibicarakan hanya menyangkut hal yang umum saja, sedangkan urusan kesehatan organ seksual jarang kita dapatkan dari mereka. Kita sepakat bahwa masalah kesehatan seksual sangatlah penting, dan salah satu penghambat tercapainya kesehatan seksual adalah ketidakterbukaan dalam membicarakan masalah iniiar ngerti urusan cewek, biar bisa ngingetin pacar kalian, atau saudara perempuan kalian. Yuk, kita simak hal-hal apa yang sebaiknya kita lakukan untuk merawat kesehatan organ reproduksi cewek!


1. Membersihkan daerah kewanitaan

Secara umum, menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, apalagi buat kita-kita ini, yang tinggal di daerah tropis. Udara yang panas dan cenderung lembab sering bikin kita merasa gerah dan keringetan. Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama di bagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan, yang akan menyebabkan bakteri mudah berkembang biak, menimbulkan bau yang nggak sedap dan juga menimbulkan penyakit. Seperti yang diajarkan oleh nenek moyang kita, mandi dua kali sehari itu baik untuk kesehatan.
Untuk manjaga kebersihan vagina, yang perlu kita lakukan adalah secara teratur membasuh bagian di antara vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut (mild) setiap habis buang air kecil, buang air besar dan ketika mandi. Kalau kita alergi juga dengan sabun yang lembut sekalipun, cukup basuh dengan air hangat. Yang penting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang yang ada disekitar vulva di luar vagina. Bagian dalam vagina biasanya akan mampu menjaga kebersihannya sendiri. Ingat, cara membasuh yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), jangan terbalik, karena akan menyebabkan bakteri yang ada di sekitar anus terbawa masuk ke vagina. Gunakan air bersih, lebih baik lagi air hangat, tapi jangan terlalu panas karena bisa menyebabkan kulit yang sensitif di daerah vagina melepuh dan lecet. Setelah itu, sebelum pakai celana lagi, keringkan dulu menggunakan handuk atau tissue yang nggak berparfum.

Penggunaan deodoran, sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau di daerah kewanitaan bukanlah tindakan yang bijaksana, bahkan malah bisa berbahaya untuk kesehatan. Kenapa? Pertama, pada vagina yang sehat, juga hidup berbagai bakteri dan organisma termasuk yang merugikan dan bisa menyebabkan vaginitis. Biasanya sih bakteri ini enggak bikin masalah karena masing masing jumlahnya enggak banyak. Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan kimia (douching) dan penggunaan deodoran dan parfum akan merusak keseimbangan yang ada sehingga akan memungkinkan terjadinya infeksi. Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal baketri yang hidup di sana. Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang berwarna putih keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap. Kalau ngalamin kejadian kayak gini, jangan segan-segan segera hubungi dokter untuk periksa.

Kedua, penting diketahui bahwa selalu akan ada bau khas yang muncul dari daerah vagina, karena dinding vagina serta leher rahim memproduksi cairan. Cairan ini, yang berwarna putih atau kekuningan, adalah sehat dan normal. Bau, rasa, dan tingkat kekentalan cairan ini bisa berubah ubah seiring dengan siklus menstruasi kita. Cairan ini juga akan berubah kalau ada sesuatu yang enggak beres. Nah, penggunaan produk-produk wewangian selain bisa membuat iritasi dan alergi, juga akan membuat kita enggak bisa mengetahui bau normal dari vagina kita (karena tertutup oleh bau wangi yang ditimbulkan dari produk yang kita pakai). Padahal mengetahui kondisi normal organ kita itu penting sekali. Dari situ kita bisa mendeteksi secara dini kalau ada hal-hal yang enggak wajar dan mencurigakan. Makanya, kalau kita udah hafal dengan bau, warna dan wujud cairan yang sehat, kita akan bisa mengenali perubahan yang terjadi apabila ada ketidakberesan.

Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam, paling nggak sehari dua kali di saat mandi. Apalagi, kalau kamu cewek yang aktif secara fisik dan mudah berkeringat. Kalau kamu suka, kamu bisa menggunakan panty liners atau pembalut tipis sekali pakai untuk melapisi pakaian dalammu dan menjaga vaginamu dari kelembaban yang berlebihan. Begitu merasa lembab, itu aja yang diganti, jadi nggak perlu bawa-bawa celana dalam kotor kemana-mana.
Perlu diingat, jangan tukeran pakaian dalam dengan temanmu, apalagi yang bekas pakai, dan jangan pula menggunakan handuk milik orang lain untuk mengeringkan vagina kita sehabis dibersihkan, karena dapat menyebabkan penularan penyakit.

2. Menjaga kesehatan pada masa menstruasi

Pada saat menstruasi rasanya kita bete banget karena ribet. Tapi namanya juga cewek, menstruasi adalah hal yang normal yang harus kita jalani, karena pada saat itu rahim sedang meluruhkan lapisan dinding rahim yang berupa darah yang enggak dipakai karena nggak terjadi pembuahan. Untuk menampung darah yang keluar itu cewek menggunakan pembalut wanita. Di pasaran bisa kita temui berbagai macam pembalut dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan. Terserah kita, mau pilih yang mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kantong. Tapi yang penting adalah bahwa pembalut itu harus berbahan yang lembut, menyerap dengan baik, nggak mengandung bahan yang bikin alergi (misalnya parfum atau gel) dan merekat dengan baik pada celana dalam. Pembalut ini perlu diganti sekitar 4 sampai 5 kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut tersebut, dan menghindari masuknya bakteri tersebut ke dalam vagina.

Cewek mengalami menstruasi rata rata selama 2 – 7 hari. Masing-masing cewek punya pola sendiri sendiri yang merupakan kondisi normal baginya. Kalau biasanya dia mens tiga hari, maka mens 7 hari adalah nggak normal baginya. Sedangkan untuk mereka yang biasanya mens selama 7 hari maka mens 4 hari adalah nggak normal buat dia. Kalau kalian mengalami hal ini, lihat ketidaknormalan yang lain dan segera periksakan diri ke dokter.

3. Memilih pakaian dalam.

Selain musti sering ganti secara teratur, kita juga perlu memilih pakaian dalam yang baik. Pakaian dalam (celana dalam dan BH) yang baik bukan berarti harus yang mahal dan bermerek. Bikin sendiri juga boleh kalau kamu bisa. Yang penting adalah bahan yang digunakan sebaiknya yang terbuat dari bahan alami (katun), sehingga dapat menyerap keringat, membiarkan kulit bernapas sehingga membuat kita merasa nyaman. Bahan sintetis seperti nilon akan membuat kita kegerahan dan membuat vagina menjadi lembab. Hal ini sangat disukai bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
Ukuran celana dalam juga perlu jadi pertimbangan. Jangan pilih celana dalam yang terlalu ketat karena selain gerah juga menyebabkan peredaran darah nggak lancar. Pilih aja yang ukurannya sesuai, nggak terlau ketat, tapi juga nggak kedodoran. (Malu kan kalau lagi nunggu bis mau berangkat sekolah terus celana dalamnya melorot? Bisa-bisa kamu ngetop sesaat!).

Untuk BH, sama saja, pilih yang terbuat dari bahan yang nyaman dan ukurannya sesuai dengan ukuran payudaramu. Orang yang payudaranya besar seringkali merasa labih nyaman menggunakan BH yang ada kawatnya (wire bra), karena bisa menyangga payudara dengan lebih baik. Tapi ada juga yang malah terganggu dengan adanya kawat ini. Yang payudaranya kecil, ada yang senang menggunakan BH dengan lapisan busa yang tebal agar payudaranya tampak lebih berisi dan baju yang dipakai tampak lebih rapi. Tapi ada juga yang nggak suka lapisan busa karena terlalu tebal dan bikin gerah. Semua terserah kamu, yang penting nyaman. Buat apa pake pakaian yang kelihatannya cantik tapi membuat kamu tersiksa?

Nah temen-temen, itu tadi baru tiga hal penting yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi kita. Masih ada lagi, yang sangat penting, yaitu melakukan pemeriksaan kesehatan organ reproduksi secara teratur baik sendiri maupun ke dokter. Hal ini akan kita bahas di artikel berikutnya. Makanya, jangan ketinggalan, ikuti terus Curhat. Sementara sampai disini dulu ya, nanti!


Pemeriksaan secara rutin oleh dokter sangatlah penting, untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh dan agar dokter mengetahui kalau ada perubahan-perubahan yang kita alami, sehingga dapat segera ditangani. Melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara khusus juga sangat penting. Perawatan kesehatan reproduksi dan seksual untuk perempuan dikenal dengan sebutan ginekologi. Dokter ahlinya disebut Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi (DSOG).

Pemeriksaan ginekologi secara rutin akan bermanfaat untuk:

o Mencegah berbagai penyakit dan keluhan yang berhubungan dengan reproduksi
o Memberikan deteksi dini pada penyakit kanker payudara dan leher rahim
o Mendeteksi secara dini penyakit menular seksual dan kondisi lain sebelum menimbulkan dampak yang lebih berbahaya.
o Dapat mencegah kemandulan
o Memperlancar kehamilan dan kelahiran bayi.

Pemeriksaan ginekologi ini merupakan “kewajiban” bagi mereka yang udah melakukan hubungan seksual, atau yang usianya diatas 18 tahun. Bagi mereka yang sedang atau pernah kena PMS (penyakin menular seksual) atau yang pernah berhubungan seks dengan orang yang kena PMS, atau pernah mengalami penyakit seksual yang lain, serta mereka yang punya potensi terkena kanker payudara dan kanker leher rahim, harus lebih sering lagi periksa ginekologi.

Selain pemeriksaan rutin, kalian harus segera periksa ke dokter apabila mengalami hal-hal berikut ini:

o Rasa sakit yang enggak biasa pada vagina atau pinggul.
o Pendarahan atau keputihan yang tidak normal dari vagina
o Rasa sakit yang luarbiasa bada perut bagian bawah
o Rasa sakit dan pembengkakan pada vulva, vagina, rahim atau indung telur.
o Rasa gatal pada vagina
o Sedang kena PMS
o Benjolan atau penebalan pada payudara atau ketiak
o Puting susu masuk ke dalam (tiba-tiba), serta keluar darah atau cairan dari puting.
o Perubahan ukuran dan bentuk payudara

Kalau mau periksa ke dokter, tunggu pas kita enggak sedang menstruasi, kecuali kita sedang mengalami pendarahan, karena dokter perlu memeriksa darah yang keluar tersebut. Jangan melakukan douching sedikitnya 24 jam sebelum pemeriksaan, karena cairan douching akan menutupi kondisi vagina yang sebenarnya. Bikin daftar keluhan supaya enggak lupa, dan sampaikan kepada perawat atau dokter yang memeriksa.

Khusus untuk pemeriksaan payudara, ada pemeriksaan yang bisa kita lakukan sendiri secara teratur. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi dini kemungkinan adanya kanker payudara. Makin dini kanker dideteksi, kemungkinan untuk disembuhkan makin besar. Pemeriksaan payudara ini dikenal dengan istilah SADARI yang merupakan singkatan dari perikSA payuDAra sendiRI. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi, karena sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga akan menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

· Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.

· Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.

· Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.

· Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.

· Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.

· Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.

Sekali lagi, temen-temen enggak usah malu memeriksakan organ reproduksi kita ke dokter. Mereka toh para ahli yang memang bekerja membantu kita mengatasi masalah kesehatan, termasuk masalah-masalah diatas. Kalau enggak nyaman dengan dokter laki-laki, kita bisa cari dokter perempuan untuk memeriksa dan merawat kita.
Hal lain yang secara umum dapat membantu perawatan organ reproduksi adalah menjalani gaya hidup yang sehat, yang mencakup berolahraga secara teratur, memilih menu makanan yang sehat dengan gizi seimbang, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, serta tentu saja menjaga perilaku seksual yang bertanggung jawab.
Nah temen-temen cewek, sudah waktunya kita merawat organ reproduksi kita dengan baik, karena akhirnya kesehatan organ reproduksi juga mempengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan. Salam! (Guntoro Utamadi, PKBI Pusat)

Tips merawat organ intim kita

- Mandi dengan teratur dengan membasuh vagina dengan air hangat dan sabun yang lembut.
o Cuci tangan sebelum menyentuh vagina
o Kalau habis buang air besar dan kencing, selalu “cebok” dengan arah dari depan ke belakang (ke arah anus). Jangan arah sebaliknya, karena hal ini akan membawa bakteri dari anus ke vagina.
o Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun (100%). Bahan lain misalnya nylon dan polyester akan membuat gerah dan panas dan membuat vagina menjadi lembab. Kondisi ini sangat disukai bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
o Hindari penggunaan bahan dodoran, cairan pembasuh (douches), sabun yang keras, serta tissue yang berwarna dan berparfum.
o Hindari juga menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk mengeringkan vagina kita.
o Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari kelembaban yang berlebihan di daerah vagina.

(Guntoro Utamadi dan Paramita Muljono)

0 Comments:

Post a Comment