Pada saat seorang cewek mengalami masa puber, yang ditandai dengan menarche atau mens pertama kali, yang namanya haid enggak teratur mah udah biasa. Tahun tahun pertama masa puber memang ditandai dengan mens yang enggak teratur dan kadang malah diikuti dengan keluranya darah yang banyak. Hal ini disebabkan karena masa ovulasi memang sedang belum stabil, kelenjar pituitary dan kelenjar indung telur belum berfungsi dengan stabil. Pola begini biasanya akan dialami selama beberapa tahun, dan keadaan yang sama juga suka dialami oleh perempuan yang menjelang menopause (udah enggak haid lagi karena usia tertentu).

Menstruasi sangat berkaitan erat dengan factor hormonal. Kita udah pada tahu kalau urusan menstruasi hubungannya sama hormon estrogen dan progesterone. Sementara hormon hormon ini juga sangat dipengaruhi oleh beberapa factor. Misalnya factor gizi, emosi, dan kelainan fisiologis. Cewek yang diet terlalu ketat karena pengen langsing, misalnya, bisa juga membuat haidnya enggak dateng dateng. Bebarapa penyakit dan gangguan emosi juga bisa memperpanjang atau merangsang ovulasi dan menstruasi. Kalau cewek yang lagi depresi, stress, kayak mau ujian, pindah lingkungan baru, dll juga bisa enggak teratur mensnya. Kalau enggak ada hal serius, misalnya sampai pendarahan hebat, rasa sakit berlebihan, tubuh lemah,dll maka hal ini dianggap normal. Kalau ada perdarahan yang hebat sekali dan dia kena anemia, maka bisa dikasih (oleh dokter) hormon estrogen atau progesteron, atau kombinasi dari kedua hormon tersebut untuk menghentikan perdarahan dan membentuk siklus haid yang normal.

Masalah yang banyak dialami oleh cewek yang lagi mens adalah rasa sakit yang hebat. Hal ini biasa disebut Dysmenorhea. Sebenarnya rata rata haid menimbulkan rasa sakit, akan tetapi kadar sakitnya bisa berbeda beda. Ada yang hampir enggak terasa sama sekali, tapi ada yang sampai kejang kejang saking sakitnya. Penyebabnya banyak sekali dan dibagi menjadi dua bagian, yang primer serta sekunder.

Dysmenorhea primer.

Terjadi biasanya pada tahun tahun pertama mens yang pertama kali, yang biasanya timbul rasa sakit di perut bagian bawah dan perasaan pegal pegal, bahkan ada yang juga ngerasain sakit yang menyengat banget seperti kram atau mirip kejang usus. Bisa juga diikuti dengan rasa mual, muntah, mudah tersinggung dan perut kembung. Hal ini banyak dirasakan terutama pada saat saat menjelang haid, yang bisa aja berlangsung sehari semalam. Penyebabnya enggak diketahui secara pasti, tapi diduga keras berkaitan dengan kontraksi pada otot rahim untuk meluruhkan lapisan dinding rahim yang berupa kumpulan pembuluh darah ketika seseorang mens, sekresi hormon yang terlalu berlebihan atau disebabkan karena diproduksinya semajam zat yang disebut prostaglandine yang bisa membuat kejang rahim (kontraksi untuk meluruhkan lapisan dinding rahin pada proses menstruasi) hal ini menimbulkan rasa sakit yang sangat hebat. Rasa sakit ini memang bener bener nyata lho, maksudnya enggak dibuat buat, jadi bukan karena si cewek keganjenan aja, maka dia jadi pemarah, lemah, atau pengen tiduran aja. Hal ini juga yang membuat kita menaruh empati kepada semua cewek pada saat mens dan merasa perlu memberi kesempatan mereka buat cuti atau istirahat dirumah (Ambil cuti haid).

Kalo ada yang mengalami dysmenorhea, perlu memeriksakan diri ke dokter, biar kita enggak terlalu menderita karena mens kita. Pemeriksaan bisa dilakukan melalui vagina, atau melalui dubur (terutama buat yang belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual). Obat penenang yang ringan seperti misalnya aspirin, dan/atau kafein, kadang bisa membantu. Bebarapa obat penghilang rasa sakit bisa juga diminum, dan banyak beredar di toko obat atau apotik, bahkan ada yang dibuat khusus untuk dysmenorhea. Obat penghilang rasa sakit memang enggak akan menyembuhkan sebab rasa sakitnya, dan banyak yang enggan mengkonsumsi obat karena takut mengalami ketergantungan. Kalau rasa sakit masih selalu muncul, kadang bisa dibantu dengan mengkonsumsi pil KB yang berfungsi menghambat ovulasi, Nah..kalo upaya ini juga enggak sukses juga mending konsultasi ke dokter untuk pemeriksaan yang lebih jauh.

Dysmenorhea Sekunder.

Jenis penyakit ini disebabkan karena kelainan yang terjadi pada perempuan pada usia lanjut, yang disebabkan karena infeksi daerah panggul yang kronis. Bisa juga karena penyakit di lapisan dinding rahim atau karena tumor rahim.

Penyakit yang lain.

Ada juga jenis penyakit yang biasa disebut dengan "rasa sakit midmenstrual". Rasa sakitnya juga berada dibagian bawah perut, tapi biasanya enggak sehebat rasa sakit pada dysmenorhea. Kira kira limapuluh persen perempuan di dunia mengalami hal ini, yang terjadi pada saat ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur). Hal ini diduga karena adanya perdarahan sedikit di bagian indung telur pada saat terjadi proses pelepasan sel telur.

Selain rasa sakit midmenstrual ada lagi yang disebut dengan ENDOMETRIOSIS. Kebanyakan terjadi pada tengah masa menstruasi, jadi sangat jarang diderita oleh remaja atau perempuan yang menopause. Endometriosis merupakan kelainan pada lapisan dinding rahim (endometrium) yang tumbuh dibagian tubuh yang lain, jadi enggak di daerah kantung endometrium dari rahim itu sendiri. Jaringan ini juga selalu mengadakan respon terhadap siklus haid yang normal, walaupun letaknya berada diluar rahim. Semakin luas jaringan ini menjalar, maka rasa sakit yang ditimbulkan juga semakin hebat. Rasa skitnya ada dua macam, pertama sakit yang berada dibagian bawah perut, timbul rasa tidak enak dibagian bawah yang bisa menjalar ke bagian paha. Gejala yang kedua adalah jenis seperti dysmenorhea sekumder yang semakin lama semakin hebat. Endometriosis bisa menyebabkan ketidak suburan pada perempuan. Perawatannya atau pengobatan untuk kasus ini disesuaikan dengan usia, gejala dan kondisi si pasien. Bisa melalui obat (hormonal) maupun dengan jalan operasi, walaupun sedapat mungkin operasi ini dihindari.

Waaah…ternyata seru juga ya ngobrolin tentang masalah yang berkaitan dengan menstruasi. Semoga informasi kayak begini bisa bikin kita semua lebih paham tentang tubuh kita dan bisa melindunginya dari hal hal yang membahayakan diri kita, dan meningkatkan upaya kita untuk ngedapetin informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi.

Okay?

Oleh: Guntoro Utamadi dan Paramita Muljono

0 Comments:

Post a Comment