Pernah nggak lihat cowok yang selain berkumis dan brewokan, juga berbulu lebaat sekali, di dada, di kaki dan tangan? Atau, cewek yang, walaupun samar-samar, seperti berkumis? Normal nggak sih? Banyak di antara kita yang sibuk menumbuhkan bulu gara-gara tubuhnya terlalu “mulus”, sementara sebagian lagi kerepotan menghilangkan bulu. Sebetulnya perlu atau nggak sih mencukur bulu tubuh, di dada, di ketiak dan bahkan di kemaluan, baik sebagian maupun seluruhnya? Curhat minggu ini akan membahas tuntas masalah seputar bulu tubuh, dan semoga membuat Mas Bulu dan Mbak Kumis lebih memahami tubuh mereka.
Asal muasalnya, fungsi rambut dan bulu adalah untuk melindungi pemiliknya dari cuaca dan tantangan alami lain. Oleh karena itu kalau kita perhatikan, pertumbuhan rambuta dan bulu kita sedikit lebih cepat kalau kita berada di udara yang jauh lebih dingin daripada yang biasa kita hadapi.
Beberapa obat-obatan seperti yang digunakan untuk keluarga berencana, hormon dan anabolic steroid juga bisa membuat bulu tubuh tumbuh lebih cepat dan lebat dari biasanya. Selain itu, berbulu banyak atau tidak juga ditentukan oleh faktor genetis. Laki-laki dan perempuan keturunan daerah Mediterania seperti Italia, Spanyol dan Yunani, juga Arab dan India, cenderung berbulu lebih lebat daripada keturunan Asia Timur dan Tenggara.
Masalah dengan Bulu
Pada kondisi tertentu, bulu tubuh dapat menjadi masalah yang sangat besar bagi pemiliknya, misalnya dalam kasus hirsutisme, yaitu keadaan tumbuhnya bulu secara berlebihan di muka, dada dan punggung. Walaupun kasus ini dapat terjadi pada cowok maupun cewek, biasanya terasa lebih mengganggu bila dialami cewek. Cewek yang mengalami hirsutisme, wajah, dada dan punggungnya ditumbuhi bulu berwarna gelap, yang berbeda dengan bulu-bulu halus yang biasa tumbuh di atas bibir, pipi atau rambut “bayi” yang ada di seluruh tubuh.
Menurut para ahli, hirsutisme terjadi karena folikel rambut yang sangat sensitif terhadap hormon jantan, yaitu yang disebut hormon androgen, atau dapat disebabkan karena meningkatnya kadar hormon ini dalam tubuh pemiliknya. Peningkatan kadar hormon ini dapat disebabkan oleh adanya tumor.
Karena itulah, kita terutama para cewek, harus segera berkonsultasi dengan dokter kalau tiba-tiba bulu tubuhnya tumbuh dengan lebat dan cepat, atau suara menjadi lebih dalam, apalagi bila disertai dengan menstruasi yang tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali. Terapi yang akan diberikan dokter bervariasi tergantung dari tingkat keparahannya, namun pada dasarnya adalah untuk mengendalikan hormon androgen tadi, karena hanya pencukuran atau perontokan bulu saja tidak cukup.
Mitos Seputar Bulu Tubuh
Secara turun temurun dari dulu terdapat mitos yang mengkaitkan bulu tubuh dengan masalah kejantanan seorang pria, sehingga seringkali cowok yang berbulu lebat dianggap sebagai cowok yang macho atau jantan, sedangkan yang tidak berbulu dianggap kurang jantan.
Seperti juga mitos lain seputar seksualitas, mitos bahwa pria macho adalah pria berbulu ini sering menyesatkan dan membuat cemas para laki-laki yang tangan dan kakinya semulus kaki meja. Mereka berusaha keras menumbuhkan bulu tubuh, dengan harapan bulunya tumbuh sehingga ia dipandang sebagai cowok macho. Hal ini juga ditangkap sebagai peluang oleh produsen obat penumbuh rambut, yang bekerja dengan cara dioleskan atau ditelan.
Lebih jauh dari sekedar takut dianggap kurang jantan, mitos tubuh tanpa bulu ternyata juga bisa sampai membuat pemiliknya meragukan kapasitas seksualnya. Seperti konsultasi yang dimuat di Curhat dua minggu lalu, ada cowok yang kebetulan tubuhnya bebas bulu mengkhawatirkan kemampuan reproduksinya kalau kelak ia menikah, sampai-sampai dia hampir mempercayai bahwa bulu dapat ditumbuhkan dengan cara melakukan onani sesering mungkin!
Mitos lain yang juga beredar adalah bahwa cewek yang bulu tubuhnya tumbuh subur berarti ia memiliki dorongan seks yang tinggi. Hal ini membuat cewek-cewek yang berbulu agak lebat sibuk mencukur dan menghilangkan bulu tubuhnya, dan malu memakai baju berlengan pendek karena takut bulunya kelihatan orang lain yang bisa jadi menganggapnya “cewek gampangan”.
Walaupun pertumbuhan bulu tubuh dipengaruhi oleh hormon androgen yang merupakan hormon khas laki-laki, sebetulnya tidak ada hubungan antara kejantanan seorang pria dengan lebat atau tipisnya bulu yang melekat di tubuhnya. Kalau kita percaya pada mitos begitu, sama artinya dengan kita percaya bahwa semua orang keturunan Cina, Jepang dan Korea (yang tubuhnya cenderung kurang berbulu dibandingkan dengan, misalnya orang India atau Arab) impoten, dong! Apalagi kalau sampai termakan gossip bahwa onani bisa menumbuhkan rambut, yang ada kamu cuma bakalan lemes kecapaian, sedangkan tubuhmu tetap aja mulus tanpa bulu.
Demikian pula dengan cewek yang berbulu, tidak serta merta berarti bahwa ia memiliki dorongan seksual yang tinggi. Karena sekali lagi, faktor genetis atau keturunan juga memegang peranan penting dalam pertumbuhan bulu dan rambut.
Makanya, selama bulu tubuh itu tidak mengganggu kesehatan kita, dan bukan karena masalah hirsutisme yang dibahas di depan tadi, biarin aja deh. Bulu tangan dan kaki serta “kumis” tipis nggak usah dicabutin (misalnya dengan teknik waxing), karena cara ini malah bisa membuatnya tumbuh lebih lebat lagi karena pencabutan bisa meningkatkan pasokan darah ke folikel rambut/bulu tubuh dan membuatnya tumbuh lebih cepat dan lebat.
Perawatan
Kebalikan dari mitos yang mengatakan bahwa makin berbulu seorang pria, maka makin jantan dia secara seksual, bulu yang terlalu lebat malah dapat menjadi masalah bagi pria itu sendiri. Bulu tubuh yang terlalu lebat, terutama bagi kita yang tinggal di daerah tropis, dapat menyebabkan tubuh kita kepanasan sehingga mengeluarkan keringat yang berlebihan. Keringat yang berlebihan membuat tubuh kita lembab, dan hal ini mengundang jamur dan bakteri untuk berkembang biak. Hasilnya adalah bau badan yang tidak sedap. Kalau sudah begini, bukannya cowok tadi dikejar-kejar banyak cewek karena dianggap jantan, ia malah dijauhi karena tidak ada yang tahan dengan bau badannya.
Walaupun kita dianjurkan untuk menerima diri kita sendiri apa adanya dan tidak kehilangan rasa percaya diri hanya karena masalah rambut, tidak berarti kita tidak boleh melakukan sesuatu dengan bulu tubuh yang semakin kurang berfungsi dan malah bisa merepotkan kita ini. Untuk menghindari bau badan tak sedap dari tubuh yang berbulu lebat, kita bisa merawatnya, yaitu dengan cara menghilangkan sebagian atau seluruh bulu yang dapat menyebabkan kita berkeringat secara berlebihan, seperti bulu dada, ketiak, dan kemaluan.
Buat cowok yang dada dan punggungnya berbulu, mereka perlu merapikan bulu tadi kalau sudah terlalu panjang dan lebat, karena selain membuat kita makin mudah berkeringat dan menghasilkan bau badan, juga bisa merepotkan, misalnya kalau sampai terjepit retsleting baju atau celana…wauw, sakitnya sama seperti kalau kita melepas plester dari tangan dan bulu tangan kita ikut terlepas.
Untuk cowok maupun cewek, mencukur bulu ketiak sangat dianjurkan karena akan membuat kulit ketiak akan bernapas dengan lebih leluasa dan kita jadi tidak perlu banyak deodoran. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah bulu kemaluan. Mencukur atau menggunting sebagian bulu kemaluan juga dapat memudahkan kita menjaga kebersihan alat kelamin, mengurangi kelembaban berlebihan yang disukai jamur dan bakteri yang menciptakan bau tak sedap dan mengganggu kesehatan organ reproduksi kita.
Nah temen-temen, dengan makin sadarnya orang akan pentingnya perawatan kebersihan bagi kesehatan, mitos pria berbulu pria macho juga akan semakin bergeser. Sekarang yang penting, marilah kita menciptakan image yang baik tentang tubuh kita sendiri dan memfokuskan diri pada menjaga kesehatan daripada sekedar mempercayai dan mencemaskan mitos. Okay?
Labels: ORGAN CEWEK