MITOS DAN FAKTA SEPUTAR SELAPUT DARA

Pada beberapa budaya dan masyarakat di berbagai belahan dunia ini, selaput dara merupakan simbol keperawanan yang dipersyaratkan bagi perempuan yang belum menikah. Oleh karena itu, selaput dara seringkali menjadi topik pembicaraan yang hangat. Sayangnya, pembicaraan mengenai selaput dara dan keperawanan ini seringkali enggak disertai dengan pemahaman yang benar (karena masih sangat terpaku pada mitos-mitos), sehingga pada akhirnya memojokkan dan menempatkan Si Dara atau Si Perawan itu dalam posisi yang sulit.
Selaput dara yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai hymen merupakan suatu lapisan atau selaput tipis yang terdapat pada jalan masuk vagina dan menutupi sebagian liang vagina. Selaput dara ini memiliki lubang yang memungkinkan keluarnya darah pada saat perempuan itu menstruasi.. Umumnya selaput dara ini robek pada saat HUS. Kecelakaan atau benturan keras yang mengenai vagina bisa berakibat perdarahan dalam vagina, luka dan pengoyakan hymen. Tapi pada umumnya kasus kecelakan atau benturan yang sampai melukai hymen, perdarahan yang terjadi sih relatif kecil. Jadi robeknya hymen enggak mesti diikuti perdarahan dan sebaliknya, perdarahan belum tentu karena hymen robek.

Selaput dara biasanya terobek begitu organ laki-laki masuk dalam vagina, tapi Virgo intacta (keutuhan selaput dara) bisa juga rusak oleh kecelakaan dan benda tajam. Pada kasus orang yang mengalami kriptomenorhea yaitu disebabkan oleh hymen imperforat atau selaput dara tidak berlobang, sehingga kalau tidak dioperasi akan mneyebabkan darah haid tertahan dalam vagina. Operasi bertujuan untuk membuat lubang kecil, sehingga darah haid bisa keluar.
Untuk lebih memahami masalah selaput dara dan enggak terjebak pada mitos yang beredar, marilah kita simak mitos dan fakta berikut ini:

Mitos (M): Setiap cewek dilahirkan dengan memiliki selaput dara.

Fakta (F): Eh ternyata enggak lho. Enggak semua perempuan lahir dengan selaput dara pada vaginanya. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bayi perempuan lahir tanpa selaput dara.



Mitos (M): selaput dara bentuknya sama pada tiap cewek, kayak selaput tipis tanpa lubang.

Fakta: Salah besar deh!. Seperti juga manusia memiliki wajah yang berbeda, demikian juga selaput dara, yang dapat kita perhatikan pada gambar berikut ini. Dari gambar ini jelas dapat kita lihat bahwa selaput dara memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Lubang pada selaput daradapat bertambah lebar setelah seorang gadis mengalami menstruasi yang pertama kali.



Mitos: Selaput dara yang koyak/robek berarti pemiliknya udah pernah melakukan hubungan seksual alias enggak perawan lagi.

Fakta : Enggak selalu demikian. Selaput dara merupakan selaput kulit yang tipis yang dapat meregang dan robek karena beberapa hal, misalnya hubungan seks, penggunaan tampon ataupun olahraga tertentu. Elastisitas dan ketebalan selaput dara bervariasi pada orang yang berbeda. Ada cewek yang selaput daranya amat tipis dan mudah koyak oleh aktivitasnya seperti berenang, naik sepeda atau memanjat sehingga jauh sebelum menikahpun selaput daranya udah enggak utuh lagi walaupun ia belum pernah ngelakuin hubungan seksual dengan orang lain ataupun melakukan masturbasi. Sebaliknya ada juga perempuan yang walaupun udah menikah dan berhubungan seks berkali-kali tapi selaput daranya masih utuh dan enggak koyak, karena selaput daranya sangat elastis.



Mitos: Hubungan seks pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina.

Fakta: Enggak selalu. Darah yang keluar dari vagina setelah berhubungan seks pertama kali timbul karena terjadinya peregangan dan perobekan pada selaput dara. Karena selaput dara ini merupakan selaput kulit yang juga memiliki pembuluh darah, apabila robekan terjadi pada bagian yang terdapat pembuluh darah maka terjadi perdarahan. Apabila terjadi robekan tetapi enggak mengenai pembuluh darah, perdarahan enggak terjadi.

Kembali ke fakta di atas bahwa elastisitas selaput dara berbeda-beda pada setiap orang, keluar darah atau enggak pada saat berhubungan seks yang pertama kali tergantung pada keadaan dan elastisitas selaput dara itu sendiri. Kalau pada saat berhubungan seks pertama kali selaput dara sudah dalam keadaan koyak karena olah raga atau aktivitas fisik lain di masa lalu, tentunya darah enggak akan keluar. Enggak keluarnya darah juga bisa terjadi karena selaput dara sangat kenyal atau elastis sehingga walaupun mengalami
peregangan pada saat berhubungan seks ia enggak robek melainkan kembali ke bentuk semula.
Pendarahan di malam pengantin inilah yang sering menjadi masalah. Banyak pria yang menuntut istrinya harus berdarah di malam (atau siang) saat mereka melakukan hubungan seks untuk pertama kali. Sampai-sampai di suatu kebudayaan tertentu ada kebiasaan untuk memeriksa tempat tidur sepasang pengantin sehari setelah pernikahan, untuk mencari bercak darah di seprai. Bercak darah inilah yang diyakini sebagai satu-satunya bukti bahwa pengantin perempuan belum pernah berhubungan seks sebelum hari
pernikahannya itu.



Mitos: Operasi pemulihan selaput dara sangat diperlukan bagi gadis-gadis yang akan menikah tetapi selaput daranya sudah enggak utuh lagi.

Fakta: Operasi pemulihan selaput dara memang selalu menimbulkan pro dan kontra. sebetulnya apabila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara
seperti yang kita uraikan di atas tadi, operasi itu sama sekali enggak diperlukan. keperawanan seseorang enggak dapat ditentukan oleh adanya perdarahan pada
malam pengantin. Operasi selaput dara termasuk operasi yang sangat sederhana. Jadi kalo yang dibutuhkan hanya selaput dara yang “utuh” dan bisa mengeluarkan darah, siapa aja (cewek tentunya) bisa menjalani operasi itu sehingga kembali menjadi "perawan". Dalam hal ini tentunya terjadi "penipuan" terhadap laki-laki yang menjadi suaminya.

Sebenarnya masih banyak lagi mitos mitos yang beredar dilingkungan remaja seputar selaput dara yang tentu saja bersumber dari kesimpangsiuran atau enggak dapat pengetahuan yang jelas dan bener. Dengan memahami bahwa selaput dara itu sangat bervariasi dan berbeda pada tiap perempuan, maka kita bakal heran deh kalo masih ada cowok atau cewek yang mengukur “kesucian” atau “keperawanan” seorang cewek dari utuh tidaknya selaput dara, atau lebih parah lagi cuman ngeliat ada enggaknya darah yang keluar pada saat HUS pertama kali. Bahkan, sebenarnya kesucian seseorang itu jauh lebih dalam maknanya, seorang perempuan yang udah menikahpun bisa masih suci, dan bisa lebih suci dari mereka yang belum pernah HUS, karena kesucian itu ada di dalam kalbu, dan bukan hanya sekedar selembar selaput dara.


0 Comments:

Post a Comment